Ketika semua ingin enak dan seenaknya, lantas
apa yang akan terjadi? Dunia mungkin terlalu lelah untuk menanggapi
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan manusia selama ini .
Pernahkah kita
pernah mendengar Zaman Kaliyuga?
Dikisahkan bahwa pada zaman ini kekerasan, kejahatan, dan kemunafikan mendapat
panggung yang sentral, sementara kebajikan semakin terlupakan. Dan manusia juga
terbiasa dengan segala hal yang terbalik, tak sepantasnya, dan kacau balau,
dimana pelaku kebobrokan justru tertawa bangga dengan kelakuannya, sementara
yang baik dan lurus, justru dicemooh.
Satu kali, Buddha Sakyamuni, ketika masa hidupNya
di India, menjelaskan akan adanya satu masa yang disebut satthantarakappa atau zaman pedang yang berlangsung selama tujuh
hari. Dimana kemelaratan menjadi
tontonan sehari-hari, kriminalitas meningkat tajam, manusia terbiasa untuk
saling membunuh dan usia hidup yang makin pendek.
Begitu buaskah kelak hidup ini?
Jika mengulas ini, seolah kita membuat jarak antara
masa lalu dengan masa sekarang lalu masa sekarang dengan masa akan datang. Kita
membuat fase yang (seolah) berdiri sendiri antara satu kejadian dengan kejadian
lain. Padahal, bukankah semuanya masih satu untaian, bahwa apa yang kita
lakukan kemarin sangat berpengaruh pada saat ini dan esok?
Akh, kepintaran manusia kadang membuat kita mampu
mendangkalkan yang sepatutnya. Yang penting hidup jadi enak dan seenaknya… !
No comments:
Post a Comment